Sunday, July 24, 2011

Batik Tangerang Tembus Pasar Internasional


Pondok aren, warta- Batik asal Pondok Aren berhasil menembus pasar internasional. Adalah Netty Fariza, seorang pengusaha batik asal Pondok Aren yang sukses memasarkan produk batiknya hingga ke Amerika sejak tahun 2008 lalu.

Tak hanya Amerika, batik produksi Netty yang menawarkan motif khas dari Banten juga sukses dipasarkan ke pasar Cina, Jepang, Malaysia dan Singapura.

“ Awalnya saya memasarkan batik keluar negeri melalui teman, yang memang rutin setiap enam bulan sekali pergi ke Amerika. Karena untuk memasarkannya sendiri dibutuhkan izin dan dan berbagai kelengkapan administrasi,” kata Netty.

Sebelumnya, sejak tahun 2002, Netty yang menggeluti usaha batik sejak tahun 1997 memberanikan diri mengikuti pameran di luar negeri dengan mengusung motif-motif khas daerah Banten, hasilnya tak mengecewakan karena sejumlah istri Menteri tertarik mengenakan batik buatannya.

Perjalanan Netty memasarkan batik berciri khas Banten tak selalu berjalan mulus, pada tahun 2007, Netty melaporkan hasil batik produksinya ke Pemkab Tangerang. Namun, pemerintah dinilainya kurang antusias meski banyak sekali penghargaan yang diraih.

"Pemkab hanya meminta dibuatkan motif batik Benteng dan ditetapkan menjadi ciri khas daerah. Setelah itu, tidak ada lagi perhatian seperti pembinaan maupun lainnya," katanya.

Berbekal keyakinan produk batik berciri khas Banten yang diproduksinya banyak diminati, kini Netty mampu menjual sedikitnya 4 kodi batik ke luar negeri ini, memiliki beberapa motif batik untuk dipasarkan. Antara lain motif Al Bantany mencirikan Batik Banten, batik benteng yang merupakan ciri khas Pemkab Tangerang, batik motif blandongan yang merupakan ciri khas Kota Tangerang Selatan dan batik benteng surosohan yang merupakan ciri khas daerah Serang.

Batik bermotifkan ciri khas Banten produksi Netty juga pernah dikenakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono da sejumlah tamu luar negeri saat perhelatan MTQ Nasional di Banten .

Kesuksesan Netty menembus pasar internasional juga tidak terlepas dari kreativitasnya memadukan ciri khas sejumlah negara, seperti memadukan motif naga dengan motif pohon sakura yang merupakan ciri khas Jepang.

"Bila kita ikut pameran diluar negeri, sering kali batik yang kita bawa disesuaikan dengan motif negara disana," katanya menjelaskan.

Selain rutin memasarkan produknya ke luar negeri, Netty kini juga tercatatat memiliki sembilan pekerja tetap dan 200 pekerja outsourching. Penghasilan juga tak sedikit, dalam sebulan dirinya mampu mengantongi omset hingga Rp 50 juta.

Untuk mempertahankan pasarnya, mulai tahun 2011 ini, Netty mengaku lebih fokus untuk memproduksi batik khas Banten. “ Selain itu, batik kami semuanya hasil karya tangan langsung bukan mesin. Motifnya juga menarik. Hal itu yang membuat batik ini laku dipasaran," katanya.(arfan/warta)

No comments:

Post a Comment

INFO MEDIA

INFO GEMPA

Pesan Anda