Thursday, May 13, 2010

Kuburan Massal Korban Kerusuhan Mei 1998 Ada di TPU Selapajang


MASIH ingat kerusuhan massal pada 13-14 Mei 1998, yang melanda kota-kota besar di Nusantara sebagai buntut negatif dari bergetarnya people power menuntut Reformasi Indonesia. Kerusuhan itupun melanda Kota Tangerang.

Pada peristiwa yang memprihatinkan itu banyak toko, mal, dan fasilitas umum dirusak, dijarah dan dibakar orang-orang yang telah kehilangan peranan akhlaknya. Tragisnya orang-orang kehilangan kesadaran dirinya itu justeru menjadi korban ulahnya sendiri, mereka terkepung api saat secara menjarah barang-barang berharga di toko dan mal, lalu tewas mengenaskan dengan wajah dan seluruh tubuhnya tak lagi dikenali.

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang milik Pemkot Tangerang di Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, menyimpan ceritanya tersendiri pada peristiwa kerusuhan tersebut. Yaitu di bagian agak ke belakang dari TPU ini dimakamkan puluhan kerangka korban tewas terbakar yang tidak bisa dikenali lagi identitasnya.

Korban ini sebagian besar berasal dari warga yang menyerbu masuk Mal Ciledug Plaza untuk menjarah barang-barang berharga di sana, tetapi akhirnya harus meregang nyawa karena terkepung api dan terbakar tewas. Selebihnya adalah korban-korban tewas lainnya dari pembakaran beberapa mal lainnya di kawasan Cimone.

Dikubur Massal

Sepekan setelah kerusuhan massal itu, kerangka-kerangka jenazah para korban yang tidak bisa diidentifikasi jati dirinya lagi, disepakati Muspida (musyawarah pimpinan daerah) Kotamadya Tangerang waktu itu untuk dikuburkan massal.

Lalu dicarilah lokasi untuk penguburannya. Kemudian dipilihlah TPU Selapajang Jaya, milik Pemkot Tangerang, yang saat itu baru dikembangkan. Alasannya memang akan sulit untuk mencari lokasi tanah kubur yang relatif luas bagi puluhan kerangka jenazah. TPU Selapajang memiliki luas belasan hektar relatif masih kosong waktu itu, jadi layak dipilih.

Setelah disepakati, maka kuburan massal pun digali, dengan menggali liang lahat selebar 2 meter lebih dan memanjang sampai sekitar 20 meter. Usai liang lahat terbuka, maka kerangka-kerangka jenazah yang telah dikapani dengan bungkusan kain putih pun dimasukkan ke kuburan massal, disaksikan ratusan warga dan Muspida.

Dari ratusan warga yang hadir, di antaranya keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya, harus meneteskan air mata. Sementara undangan lainnya tertunduk dalam duka dan keprihatinan.

Momentum Peringatan
Walikotamadya Tangerang H. Djakaria Machmud yang menjadi Walikota Tangerang saat itu sempat mengutarakan bahwa kuburan massal korban dari perjuangan reformasi Indonesia di TPU Selapajang bisa dijadikan bahan peringatan dan pelajaran bermanfaat bagi siapa pun, tanpa harus melihatnya dengan sisi hitam-putih.

Hanya Allah Maha Penyayang, Maha Pengampun, dan Maha Mengetahui yang berhak menilai semua prilaku manusia yang ada di muka bumi ini.

Selanjutnya Jack – panggilan akrab H. Djakaria Machmud - berharap jenazah yang dikuburkan massal di TPU ini bisa diampuni segala dosanya oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan. (net)

No comments:

Post a Comment

INFO MEDIA

INFO GEMPA

Pesan Anda